Sungai Malinau Tercemar, Ekosistem Terancam Musnah
MALINAU,Kabarmalinau.com—Kolam raksasa penampung limbah tambang batu bara milik PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC) jebol. Ribuan kubik air limbah menggelontor terjun bebas Sungai Malinau. Pencemaran besar-besaran terjadi dengan potensi kehancuran eksosistem sangat mengerikan.
Dari keterangan sejumlah warga Langap, Loreh, Seturan dan sekitarnya, Kolam Tuyak jebol pada Minggu (08/02) sekitar pukul 21.00 Wita. Akibatnya air limbah tambang dan air limpasan area tambang terbuka yang tertampung di Kolam Tuyak menggelontor mencemari lingkungan sekitar termasuk hulu Sungai Malinau.
Pasca jebolnya Kolam Tuyak, kondisi air di hulu Sungai Maliau sangat buruk dan mengenaskan. Air sungai berwarna keruh kehitaman dengan kadar polutan yang tinggi, yang membuat kondisi air kental kotoran. Kondisi air itulah yang membuat ekosistem Sungai Malinau di bagian hulu itu terganggu parah. Banyak ikan dan habitan lainnya terapung dan mati oleh polutan dan racun yang berasal dari limbah batu bara.
Foto (ist) ikan-ikan mati akibat pencemaran oleh limbah Kolam Tuyak
Jebolnya Kolam Tuyak menjadi klimaks dari kekhawatiran selama ini. Catatan media ini, Kolam Tuyak menjadi sorotan banyak pihak sejak kasus pencemaran marak terjadi beberapa tahun lalu. Tuyak merupakan daerah aliran air yang terbendung oleh aktifitas tambang, yang kemudian oleh KPUC dijadikan kolam. Air yang masuk ke Kolam Tuyak sangat besar apalagi musim hujan.
Dinas Lingkungan Hidup Daerah, sudah mewantikan pada KPUC untuk menangani Tuyak secara sungguh-sungguh. Tanggul Kolam Tuyak harus dipastikan aman menahan air ketika berada dalam volume terbesar. Peringatan DLHD muncul dengan pertimbangan jika Tuyak jebol akibatnya akan sangat parah. Kekhawatiran itu terjadi. KPUC harus bertanggung jawab atas jebolnya tanggul Kolam Tuyak.
Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Malinau langsung bergerak ke lokasi Tuyak pada Senin (09/02) pagi setelah mendapat kabar dari petugas penjaga yang di tempatkan di lokasi. Hingga berita ini ditayangkan pihak DLHD masih di lapangan. Pihak KPUC belum memberi tanggapan atas jebolnya kolam raksasa penampung limbah dan racun di tengah tambang mereka tersebut.
PENULIS : MACHMUD BALI – WALIYUNU HERIMAN