Dinas Perindustrian dan Perdagangan Malinau Kolaborasi untuk Diversifikasi Produk Rotan
MALINAU, Kabarmalinau.com – Tangan Makda Pelipus dengan tekun memilin rotan ke kanan dan kiri, membentuk pola seperti jaring laba-laba. Perempuan berusia 35 tahun ini sedang berlatih membuat keranjang rotan, salah satu produk hasil hutan yang menjadi andalan masyarakat Suku Dayak.
Anyaman rotan, yang biasanya dimanfaatkan sebagai perkakas rumah tangga seperti anjat, bekang, tikar, dan tas, merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk meningkatkan kemampuan dan diversifikasi produk anyaman rotan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malinau memberikan bantuan alat ekonomi produktif (BAEP) berupa seperangkat mesin anyaman rotan melalui dana DBH DR.
Disperindag Kabupaten Malinau bekerja sama dengan UPTD KPH Malinau dan KKI Warsi menyelenggarakan Roadshow Pelatihan Anyaman Rotan dari 03 hingga 22 Juli 2024. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Laban Nyarit, Long Pada, Long Jalan, dan Setulang, serta bekerja sama dengan Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik Kemenperin RI.
Melani Indah, Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Disperindag Kabupaten Malinau, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan agar Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang berada di sekitar kawasan hutan dapat mengenal diversifikasi produk turunan rotan lainnya. Dengan demikian, masyarakat dapat meningkatkan ekonomi mereka melalui pengelolaan hasil hutan.
“Pada 2023, kami pernah memberikan pelatihan anyaman rotan kepada perwakilan anggota KUPS di hotel MC, namun pelatihan tersebut belum menjangkau seluruh anggota KUPS di desa. Oleh karena itu, kami menghadirkan narasumber langsung di tengah masyarakat,” ujarnya.
Seluruh bagian rotan digunakan dengan maksimal; fitrit rotan diolah menjadi tas dan keranjang, sementara kulit rotan tidak hanya digunakan untuk tas dan tikar, tetapi juga untuk aksesoris anyaman.
Ana, anggota KUPS HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) Desa Long Jalan, merasa senang mengikuti pelatihan ini karena dapat mengenal jenis produk anyaman rotan baru. “Saya hanya tahu cara membuat tikar dan anjat. Sekarang, saya bisa membuat keranjang dan tas,” katanya.
Dorti Rosa, anggota KUPS Anyaman Rotan Long Pada, juga merasakan manfaat pelatihan ini. “Saya kini tahu cara memadupadankan anyaman rotan dengan kulit sintetis. Saya sudah bisa membuat pola dan menjahit kulit dengan anyaman rotan menjadi dompet,” ujarnya.
Muhammad Alfindo, Fasilitator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, menjelaskan bahwa KKI Warsi mendampingi masyarakat dalam menyediakan lahan seluas 46 hektar untuk budidaya rotan di kawasan hutan Desa Long Pada. Pendampingan pasca-pelatihan akan mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan mesin anyaman rotan dan memproduksi anyaman rotan secara mandiri.
Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan gabungan dengan desa-desa terdekat: Desa Laban Nyarit dan Desa Punan Mirau (3–5 Juli 2024), Desa Long Pada dan Desa Long Nyau (6–8 Juli 2024), Desa Long Jalan dan Desa Long Lake (12–13 Juli 2024), serta Desa Setulang (20–22 Juli 2024). (*)